NAMA : MUHAMMAD NUR
BUDAYA DAN MASYARAKAT
Kreatifitas manusia sepanjang sejarah
meliputi banyak kegiatan, di antaranya dalam organisasi social dan
ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan proses simbolik.
Ada
beberapa cara untuk mencari hubungan antara budaya dan masyarakat.
Mannheim, mencoba mencari hubungan antara suatu kelompok kepentingan
tertetnut dalam masyarakat dan pikiran serta modus berpikir yang
mendasari system pengetahuannya.
Raymond
Williams, (Culture) menyebutkan bahwa dalam sosiologi budaya kita
menemukan adanya tiga komponen pokok, yaitu lembaga-lembaga budaya, isi
budaya, dan efek budaya atau norma-norma. Lembaga budaya menanyakan
siapa menghasilkan produk budaya; siapa mengkontrol, dan bagaiamana
control itu dilakukan. Isi budaya menanyakan apa yang dihasilkan atau
symbol-simbol apa yang diusahakan. Efek budaya menanyakan konsekuensi
apa yang diharapkan dari proses budaya itu.
Sebagai ilustrasi, kita dapat menunjuk pada norma-norma dan symbol-simbol masing-masing kategori sejarah.
Dalam
kategori tradisional misalnya, norma solidaritas dan partisipasi
menjadi ideology. Di sini kita menemukan bahwa cita-cita egalitarian
diwujudkan dalam berbagai mite, tabu dan tradisi lisan yang menunjang
ideology itu. Dalam kategori patrimonial, yang ideologinya
“kawulo-gusti” kita menemukan norma yang melegitimasikan dan berusaha
memberikan control negara atas masyarakat dalam bentuk simbolik berupa
babad, tabu, mite serta hasil-hasil seni yang mengkeramatkan raja. Dalam
kategori kapitalis, dengan munculnya kelas menengah, kita melihat
adanya sastra baru dengan cerita-cerita baru.
Akhirnya pada kategori teknokratis, kita melihat usaha-usaha untuk menyatakan kekecewaan dengan realisme di satu pihak, dan keinginan untuk menjadikan proses simbolis sebagai usaha untuk “social engineering” di lain pihak.
Sebagai catatan dapat dikemukakan tentang kemungkinan adanya dikotomi budaya di satu kategori dan juga ada gejala anomali budaya pada penghujung tiap kategori sejarah. Dalam masyarakat patrimonial misalnya, akan ada dikotomi social dan budaya antara golongan bangsawan dan petani. Ada budaya istana dan budaya rakyat yang masing-masing mempunyai lembaga, symbol dan normanya sendiri. Demikian juga pada kategori kapitalis, kita memiliki dikotomi budaya dalam budaya tinggi dan budaya popular, dengan lembaga, symbol dan norma-normanya sendiri. Dalam hal ini perlu diingat bahwa sekalipun dikotomi itu ada,ada pula mobilitas budaya, ke atas atau ke bawah yang menyebabkan baik lembaga, symbol, dan normanya tentu saja mengalami transformasi. (pitirim Sorokin)
Kebudayaan menjadi tidak fungsional jika symbol dan normanya tidak lagi didukung oleh lembaga-lembaga sosialnya, atau oleh modus organisasi social dari budaya itu. Kontradiksi-kontradiksi budaya dapat terjadi sehingga dapat melumpuhkan dasar-dasar sosialnya. Kontradiksi budaya dapat juga timbul karena adanya kekuatan-kekuatan budaya yang saling bertentangan dalam masyarakat.
Akhirnya pada kategori teknokratis, kita melihat usaha-usaha untuk menyatakan kekecewaan dengan realisme di satu pihak, dan keinginan untuk menjadikan proses simbolis sebagai usaha untuk “social engineering” di lain pihak.
Sebagai catatan dapat dikemukakan tentang kemungkinan adanya dikotomi budaya di satu kategori dan juga ada gejala anomali budaya pada penghujung tiap kategori sejarah. Dalam masyarakat patrimonial misalnya, akan ada dikotomi social dan budaya antara golongan bangsawan dan petani. Ada budaya istana dan budaya rakyat yang masing-masing mempunyai lembaga, symbol dan normanya sendiri. Demikian juga pada kategori kapitalis, kita memiliki dikotomi budaya dalam budaya tinggi dan budaya popular, dengan lembaga, symbol dan norma-normanya sendiri. Dalam hal ini perlu diingat bahwa sekalipun dikotomi itu ada,ada pula mobilitas budaya, ke atas atau ke bawah yang menyebabkan baik lembaga, symbol, dan normanya tentu saja mengalami transformasi. (pitirim Sorokin)
Kebudayaan menjadi tidak fungsional jika symbol dan normanya tidak lagi didukung oleh lembaga-lembaga sosialnya, atau oleh modus organisasi social dari budaya itu. Kontradiksi-kontradiksi budaya dapat terjadi sehingga dapat melumpuhkan dasar-dasar sosialnya. Kontradiksi budaya dapat juga timbul karena adanya kekuatan-kekuatan budaya yang saling bertentangan dalam masyarakat.
Masyarakat dan Kebudayaan
1. Pendahuluan
Masyarakat dan Kebudayaan menurut saya suatu kodrat manusia yang dimana masyarakat harus disertai dengan kebudayaan, masyarakat sifatnya itu sosial yang artinya masyarakat ada sekelompok manusia yang hidupnya bermasyarakat dan masyarakat didalamnya terdiri dari yaitu Tokoh Masyarakat, Pemimpin Masyarakat , Pengantar Masyarakat. Sedangkan Kebudayaan kalau berbicara tentang kebudayaan berhubungan sakral yang artinya di suatu budaya mempunyai aturan tertentu didalamnya yang menaatinya ialah masyarakat yang berpegang teguh dengan budaya tersebut. Indonesia mempunyai banyak beraneka kebudayaan dari Sabang hingga merauke, tetapi Indonesia mempunyai Budaya yang serumpun yaitu menyatukan seluruh kebudayaan yang ada di indonesia menjadi satu dengan menciptakan sebuah semboyan yaitu BHINEKA TUNGGAL IKA, dan itu sudah tertanam dari individual warga negara indonesia.
2. Kebudayaan Di Indonesia
Kebudayaan Indonesia bisa di artikan
seluruh cirikhas suatu daerah yang ada sebelum terbentuknya nasional
Indonesia, yang termasuk kebudayaan Indonesia itu adalah seluruh
kebudayaan lokal dari seluruh ragam suku-suku di Indonesia.
Kebudayaan Indonesia walau beraneka
ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan
besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan
kebudayaan Arab.
Akibat dari industrialisasi
budaya-budaya agraris masyarakat Desa Keboharan mulai tergerus bahkan
banyak yang telah hilang. Masyarakat Desa Keboharan cenderung memilih
berprofesi sebagai pekerja pabrik karena kesempatan mereka lebih …
Istilah ini berasal dari tradisi masyarakat Desa Keboharan yang
menyelenggarakan iuran rutin tiap minggu. Untuk membayar iuran, penduduk
desa memberikan satu jimpit atau satu genggam beras kepada petugas.
Petugas adalah orang yang …
Modernisasi dan globalisasi membawa dampak positif ataupun negatif
terhadap perubahan Sosial dan budaya suatu masyarakat.Globalisasi adalah
suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas
wilayah. … Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa
nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab
globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang
di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada …
Dan berhasil! Nada suara Gareng merendah, “Truk, apa jadinya dusun
kita ini kalau Bapak menghilang tanpa pesan seperti ini?” “Kang, Bapak
tidak pernah dan tidak akan pernah hilang. Bapak tidak akan
kemana-kemana kok. … “Kata Romo Semar lagi, bahwa penduduk dunia
menyangka kita sedang mengalami krisis, padahal berita tentang krisis
dudun kita adalah suatu ungkapan kerendahan hati. Penduduk dunia sering
tidak mengerti retorika budaya masyarakat kita. kalau kita bilang …
3. PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN.
Pertumbuhan penduduk semakin cepat,mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya.dengan adanya pertumbuhan aspek …
Perubahan Kebudayaan dan Masyarakat Adat (Desa) semakin meningkat
mengikuti perkembangan kebijakan Negara dan perkembangan peradaban
ekonomi. Sebelumnya gambaran masyarakat Adat mencirikan; Jumlah penduduk
sedikit dan homogen, … kearifan leluhur akan menggugah kembali
pemikiran orang Batak untuk mengembangkan nilai Habatahon itu.
Kesempatan dan peluang telah diberikan setelah diterapkannya otonomi
daerah. Kapan kesempatan ini diambil, atau akan diabiarkan hilang ? …
Dengan semakin berkembangnya zaman maka setiap penduduk, masyarakat,
dan kebudayaan disetiap daerah pun bisa berubah seiring dengan waktu.
Peristiwa kebudayaan disetiap daerah memang berbeda-beda, misalnya pada
saat menjelang … Hal ini akan berdampak sangat buruk untuk kedepannya,
karena kebudayaan merupakan salah satu asset bangsa dan bila kebudayaan
itu hilang maka kita tergolong generasi yang tidak bertanggung jawab
dalam menjaga kebudayaan dari nenek moyang kita …
Selain kita harus tahu budya Indonesia yang masih ada tapi kita harus tahu juga budaya Indonesia yang sudah hilang atau direbut oleh negara lain yaitu:
Selain kita harus tahu budya Indonesia yang masih ada tapi kita harus tahu juga budaya Indonesia yang sudah hilang atau direbut oleh negara lain yaitu:
Indonesia adalah negara yang indah yang
kaya akan kekayaan alam dan budaya. Lebih dari 20 suku terdapat di
Indonesia dan lebih dari 100 budaya ada di Indonesia. Tetapi sayangnya,
dari tahun ke tahun seiring dengan bertumbuhnya perkembangan gaya hidup
dan teknologi, kebudayaan asli indonesia terlihat sangat ketinggalan
zaman. Banyak dari warga indonesia yang kurang peduli bahkan ada yang
tidak peduli tentang budaya Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan
banyak budaya Indonesia dicuri oleh negara lain terutama Malaysia. Hal
ini karena terlambatnya dalam mematenkan suatu budaya dan benda – benda
peninggalan zaman Indonesia dulu. Ketika budaya dan barang kebudayaan
atau hasil buah tangan seniman Indonesia masih ada di Indonesia, banyak
dari warga merasa budaya tersebut tidak berharga, tetapi ketika ada
negara lain akan mengambil budaya tersebut dan kemudian hilang dari
kita, barulah mereka merasa itu sangat berharga. Kenapa berharga saat
sudah hilang? Kenapa tidak waktu masih ada? Inilah orang – orang
indonesia yang telah terkontaminasi budaya barat. Di bawah ini beberapa
daftar nama – nama budaya kita yang telah di rampas oleh negara lain.
No.
|
Kesenian dan Budaya | Asal |
Direbut Oleh
|
1.
|
Batik | Jawa | Adidas |
2.
|
Naskah Kuno | Riau | Malaysia |
3.
|
Naskah Kuno | Sumatra Barat | Malaysia |
4.
|
Naskah Kuno | Sulawesi Selatan | Malaysia |
5.
|
Naskah Kuno | Sulawesi Tenggara | Malaysia |
6.
|
Rendang | Sumatra Barat | WN Malaysia |
7.
|
Sambal Bajak | Jawa Tengah | WN Belanda |
8.
|
Sambal Petia | Riau | WN Belanda |
9.
|
Sambal Nanas | Riau | WN Belanda |
10.
|
Tempe | Jawa | Perusahaan Asing |
11.
|
Lagu Rasa Sayang Sayange | Maluku | Malaysia |
12.
|
Tari Reog Ponorogo | Jawa Timur | Malaysia |
13.
|
Tari Soleram | Riau | Malaysia |
14.
|
Lagu Injit – Injit Semut | Jambi | Malaysia |
15.
|
Alat Musik Gamelan | Jawa | Malaysia |
16.
|
Tari Kuda Lumping | Jawa Timur | Malaysia |
17.
|
Tari Piring | Sumatra Barat | Malaysia |
18.
|
Lagu Kakak Tua | Maluku | Malaysia |
19.
|
Lagu Anak Kambing Saya | Nusa Tenggara | Malaysia |
20.
|
Kursi Taman dengan Ornamen Ukir Khas Jepara | Jawa Tengah | WN Perancis |
21.
|
Pigura dengan Ornamen Ukir Khas Jepara | Jawa Tengah | WN Inggris |
22.
|
Motif Batik Parang | Yogyakarta | Malaysia |
23.
|
Desain Kerajinan Perak Desa Suwarti | Bali | WN Amerika |
24.
|
Produk Berbahan Rempah – Rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia | Shiseido Co. Ltd. |
Jika kita ingin melihat dari segi
kreatif suatu budaya kita bisa melihat dari hal – hal yang terkandung di
dalamnya. Misalnya seperti tari – tarian. Itu adalah hasil pikiran
kreatif orang – orang dulu untuk menciptakan kemudian memadukan semua
gerakan itu menjadi sesuatu yang indah dan juga kekreatifan dalam
pemilihan lagu sehingga gerakan dan lagu bisa seimbang. Semua buadaya di
atas adalah hasil kekreatifan orang terdahulu. Selain tarian, kita bisa
juga bisa melihat dari segi obat – obatan tradisional karena obat ini
tercipta dari perpaduan berbagai bahan yang bisa menyembuhkan sejumlah
penyakit. Hal ini juga merupakan buah kreatifitas dari orang terdahulu
karena mereka bisa menciptakan satu buah pil atau obat dari alam untuk
menyembuhkan suatu penyakit.
Bisa kita lihat dari daftar di atas
sangatlah banyak yang telah dicuri orang. Bahkan meliki negara bisa
dicuri oleh individual? Betapa malunya kita telah dicuri dan kita tidak
cepat tanggap dalam menanggulangi hal – hal tersebut. Oleh karena itu,
marilah kita jaga dan kita lestarikan budaya nenek moyang kita jangan
sampai dirampas lagi.
Maka dari itu kita harus lebih memperhatikan lingkungan sekitar kita.
dan kita sebagai penerus kebudayaan bangsa ini harus lebih melestarikan
kebudayaan yang di tinggal oleh nenek moyang kita dan jangan ada lagi
kebudayaan kita yang direbut oleh negara lainLINK GUNADARMA:
1. http://gunadarma.ac.id/
2. http://repository.gunadarma.ac.id/
3. http://staffsite.gunadarma.ac.id/
4. http://studentsite.gunadarma.ac.id/
5. http://baak.gunadarma.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar