Selasa, 13 Oktober 2015

JURNAL KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KLIEN SERVER

JURNAL KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KLIEN SERVER

Kelemahan jaringan wireless secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni kelemahan pada konfigurasi dan kelemahan pada jenis enkripsi yang digunakan. Salah satu contoh penyebab kelemahan  pada konfigurasi  karena saat ini untuk membangun sebuah jaringan wireless cukup mudah. Banyak vendor yang menyediakan fasilitas yang memudahkan pengguna atau admin jaringan sehingga sering ditemukan wireless yang masih menggunakan konfigurasi wireless default bawaan vendor. Sering ditemukan wireless yang dipasang pada jaringan masih menggunakan setting default bawaan vendor seperti SSID, IP Address, remote manajemen, DHCP  enable, kanal frekuensi,  tanpa enkripsi bahkan user (password) untuk administrasi wireless tersebut.
WEP (Wired Equivalent Privacy) yang menjadi standart keamanan  wireless sebelumnya, saat ini dapat dengan mudah dipecahkan dengan berbagai tools yang tersedia gratis di  internet. WPA-PSK dan LEAP yang dianggap menjadi solusi menggantikan  WEP, saat ini juga sudah dapat dipecahkan dengan metode dictionary attack secara offline. Secara garis besar, celah pada jaringan wireless terbentang diatas empat layer dimana keempat  layer tersebut sebenarnya merupakan proses dari terjadinya komunikasi data pada media wireless. Jadi sebenarnya, pada setiap layer proses komunikasi melalui media wireless terdapat celah-celah yang menunggu untuk dimasuki. Maka itu,keamanan jaringan wireless menjadi   begitu  lemah  dan  perlu  dicermati dengan ekstra teliti. Layer-layer beserta kelemahannya tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Physical Layer. Seperti diketahui, Physical layer (layer fisik) dari komunikasi data akan banyak berbicara seputar media pembawa  data itu sendiri. Didalam sistem komunikasi data wireless, yang menjadi media perantaranya tidak lain adalah udara bebas. Didalam udara bebas tersebut, data yang berwujud sinyal-sinyal radio dalam frekuensi tertentu lalu-lalang dengan bebasnya. Tentu sudah bisa dibayangkan bagaimana  rentannya keamanan data tersebut  karena lalu-lalang di alam bebas. Siapa saja mungkin bisa menangkapnya, menyadapnya,  bahkan langsung membacanya tanpa sepengetahuan. Jika hanya untuk penggunaan pribadi yang sekedar iseng-iseng saja,disadap atau dibaca oleh orang lain tentu tidak akan terlalu berbahaya meskipun agak menjengkelkan juga. Namun, bagaimana jika kelemahan-kelemahan  ini terdapat pada jaringan wireless perusahaan yang didalamnya terdapat berbagai transaksi bisnis, proyek-proyek perusahaan, info-info rahasia, rahasia keuangan, dan banyak lagi informasi sensitif didalamnya. Tentu penyadapan tidak dapat ditoleransi lagi kalau tidak mau perusahaan menjadi bulan-bulanan orang.

b.      Network   Layer.  Network  layer  (layer jaringan) biasanya akan banyak berbicara seputar perangkat-perangkat yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sebuah jaringan komunikasi yang disertai juga dengan sistem pengalamatannya. Pada jaringan komunikasi  wireless,  perangkat yang biasa digunakan sering disebut dengan istilah Access Point atau disingkat AP. Sistem pengalamatan IP tentu akan banyak ditemukan pada perangkat ini. Karena melayani  komunikasi menggunakan media bebas yang terbuka, maka AP-AP tersebut juga dapat dikatakan sebagai perangkat yang terbuka bebas.Perangkat jaringan yang tidak diverifikasi dan dikontrol dengan baik akan dapat menjadi sebuah pintu masuk bagi para pengacau. Mulai dari hanya sekadar dilihat-lihat isinya,  diubah sedikit-sedikit, sampai dibajak penuh pun sangat mungkin dialami oleh sebuah  AP. Untuk itu, perlu diperhatikan juga keamanan AP-AP pada jaringan wireless yang ada. Selain itu, komunikasi antar-AP juga harus dicermati dan perhatikan keamanannya.

c.       User  Layer. Selain keamanan perangkat jaringan yang perlu diperhatikan, juga perlu diperhatikan dan dicermati siapa-siapa saja yang mengakses jaringan wireless yang ada. Jaringan wireless memang menggunakan media publik untuk lalu-lintas datanya, namun jika jaringan yang ada bukan merupakan jaringan publik yang dapat diakses oleh siapa saja, tentu harus ada batasan-batasan pengaksesnya. Tidak sulit bagi para pengguna yang tidak berhak untuk dapat mengakses sebuah jaringan wireless.  Jika sembarangan pengguna dapat menggunakan jaringan yang ada, tentu hal ini akan  sangat  merugikan para pengguna lain yang memang berhak. Sebuah jaringan wireless yang baik harus memiliki kepastian bahwa hanya para pengguna yang dikenal, yang dipercaya, dan yang memang berhak yang dapat mengakses jaringan tersebut. Perangkat-perangkat jaringan yang biasa bergabung dalam jaringan wireless tersebut juga harus dapat di-track dan dimonitor dengan benar, karena hal ini akan sangat berguna untuk kepentingan monitoring, accounting,untuk mengetahui tren-tren yang terjadi dalam jaringan yang ada,dan banyak lagi.

d.      Application Layer. Jaringan yang menggunakan media kabel saja dapat membuka celah-celah yang ada pada aplikasi dengan cukup lebar, apalagi jaringan wireless yang memang rentan di seluruh layer-nya. Aplikasi-aplikasi bisnis yang  penggunaannya  lalu-lalang  melalui media    wireless    tentu    sangat    rentan keamanannya,    baik    sekadar    disusupi maupun di DoS (Denial of Service). Untuk itu,jaringan wireless yang baik harus juga dapat  melindungi  aplikasi-aplikasi yang berjalan di dalamnya agar tidak dengan mudah dikacaukan.
Melihat kelemahan-kelemahan dan celah seperti pada penjelasan diatas, tentu dapat digambarkan begitu banyaknya jalan untuk dapat menyusup kedalam jaringan wireless.  Tidak hanya dari satu layer saja, melainkan keempat layer tersebut diatas dapat menjadi sebuah jalan untuk mengacaukan jaringan yang ada. Mengatur, memantau, dan mengamankan jaringan wireless menjadi berlipat-lipat kesulitannya dibandingkan dengan mediawire. Untuk itu, seharusnya perlu dikenali celah-celah apa saja yang ada pada jaringan wireless pada umumnya. Lebih baik lagi jika mengenali kelemahannya mulai dari layer yang paling bawah sampai dengan layer aplikasinya.
Berikut ini  adalah beberapa celah yang sangat umum terdapat didalam sebuah jaringan wireless mulai dari layer yang paling bawah:
 Physical Layer
Bleeding Coverage Area. Seperti diketahui, sinyal radio yang dipancarkan oleh Access Point (AP) berpropagasi dalam berbentuk tiga dimensi, memiliki panjang jangkauan, lebar jangkauan, dan tinggi jangkauan. Sinyal radio cukup sulit  untuk  diketahui  dan  diprediksi area-area   mana   saja   yang   dapat dijangkaunya. Melihat hal ini, sangatlah mungkin bagi sebuah jaringan wireless untuk dapat melebarkan jangkauannya diluar dari batasan-batasan fisik yang dibutuhkan. Misalnya, memasang sebuah AP di ruangan kantor untuk meng-cover  seluruh ruangan kantor, namun kenyataannya kantor tetangga yang berada tepat disebelah, juga masih dapat menggunakan jaringan wireless ini. Inilah yang disebut dengan bleeding coverage area. Dengan adanya coverage area yang tidak diinginkan ini, resource-resource sensitif perusahaan akan sangat berpotensial  untuk  dieksploitasi  oleh orang-orang  luar   dengan   perangkat wireless-nya. Bahkan ada juga beberapa orang yang dengan sengaja mencari-cari bleeding coverage area ini untuk digunakan dan dieksploitasi. Apa yang dilakukan oleh orang-orang ini sering disebut dengan istilah war driving.
AP External Pengacau. Para pengguna yang memiliki perangkat wireless di PC, notebook, PDA, ponsel, dan banyak lagi, memiliki kemungkinan untuk berasosiasi dengan AP manapun selama AP tersebut memang meng-cover lokasi dimana perangkat tersebut berada dan juga memberikan izin. Jika berada di dalam jaringan wireless yang dipancarkan oleh AP yang telah ditentukan oleh kantor tersebut. Namun, apa jadinya jika ada sebuah AP milik orang lain yang area coverage-nya juga menjangkau perangkat yang ada. Kemudian perangkat yang ada tersebut tanpa  atau  dengan disadari berasosiasi dengan external AP tersebut. Apa yang akan terjadi? Tentunya akan terkoneksi kedalam jaringan external tersebut yang tidak diketahui ada apa dibalik jaringan tersebut. Dari segi keamanan, hal ini sangat berbahaya karena mungkin tanpa disadari memberikan data sensitif, misalnya password-password otentikasi yang sebenarnya harus diketikkandi dalam jaringan wireless yang sesungguhnya. Atau mungkin saja ketika sudah terkoneksi kedalam jaringan wireless external tersebut, perangkat yang ada akan segera dieksploitasi dan data dicuri. Atau mungkin juga jaringan tersebut memberikan koneksi Internet untuk digunakan, namun dengan dilengkapi packet sniffer dan penyadap-penyadap canggih lainnya sehingga  semua transaksi Internet dapat  diketahui oleh orang lain. Jika sudah berada dalam kondisi ini, sudah dapat dikatakan sebagai korban pencurian yang tanpa disadari masuk sendiri kedalam sarang pencuri. Atau mungkin juga jaringan tersebut memberikan koneksi Internet untuk digunakan, namun dengan dilengkapi packet sniffer dan penyadap-penyadap canggih lainnya sehingga semua transaksi internet dapat diketahui oleh orang lain. Selain itu, adanya AP external yang area coverage-nya masuk kedalam area tentu juga dapat menyebabkan interferensi terhadap sinyal-sinyal komunikasi jaringan yang ada. Interferensi ini tentu akan  sangat mempengaruhi performa dan kelangsungan jaringan wirelss ini.

a.       Network Layer
Rogue AP. “Rogue AP”, maksud dari kata ini adalah ditujukan untuk AP-AP yang tidak diketahui atau tidak terdaftar keberadaannya oleh  para administrator sebuah jaringan wireless. Atau mungkin bisa juga disebut dengan istilah AP liar. AP-AP liar ini sangat berbahaya sekali bagi keamanan jaringan wireless karena AP-AP ini memang tidak pernah diinginkan keberadaannya. Selain mengganggu keamanan, tentu juga bisa mengganggu sinyal-sinyal pembawa data  pada  frekuensi tertentu. Biasanya keberadaan AP liar cukup sulit untuk dicegah karena ketidakpastian area yang dijangkau oleh sebuah jaringan wireless, apalagi  untuk   yang  berskala   besar. Secara umum, ada dua sumber yang dapat membuat rogue AP muncul di dalam jaringan wireless yang ada:
1.      Operator atau karyawan yang tidak melakukan  operasi secara prosedural. Untuk alasan memudahkan pekerjaannya atau untuk penggunaan  pribadi, seringkali terjadi dimana seorang karyawan diam-diam memasang sebuah AP untuk dapat terkoneksi kedalam jaringan internal. Sehingga ia bisa mendapatkan koneksi ke dalam jaringan dari mana saja di sekitarnya. Kebanyakan AP yang digunakan oleh perorangan ini merupakan AP kelas konsumer di mana fitur-fitur sekuritinya tidak lengkap atau bahkan tidak ada. Bisa juga jika memang ada, tidak di- setting   dengan   benar  atau tidak sesuai dengan standar karena ketidak tahuannya. Padahal seluruh AP sudah diamankan oleh para administrator dengan standar-standar yang berlaku diperusahaan tersebut. Dengan adanya AP “bandel”  ini, maka terbukalah sebuah  gerbang di  mana  orang- orang dari luar dapat masuk  ke dalam jaringan dengan begitu mudahnya. Mereka memiliki hak akses dan kemampuan yang sama dalam memanfaatkan sumber- sumber didalam jaringan.

2.      Hacker. Selain karyawan,  para hacker yang dengan sengaja meninggalkan perangkat AP nya di dalam jaringan kantor juga bisa terjadi. Jika dikantor memang disediakan port-port ethernet yang dapat digunakan untuk umum, maka ini juga perlu diwaspadai karena mungkin  saja para hacker diam- diam menancapkan AP-nya dan kemudian menyembunyikannya, sehingga ia masih dapat mengakses jaringan wireless meskipun secara fisik  ia sudah  meninggalkan ruangan.
            Fake AP . Fake AP atau arti secara harafiahnya  AP palsu, merupakan sebuah teknik pencurian hak akses oleh sebuah AP untuk dapat tergabung ke dalam sebuah jaringan wireless dan ikut melayani para  penggunanya. Tidak hanya melayani penggunanya, AP-AP lain juga mungkin akan berasosiasi dengan AP  ini. Hal  ini  disebabkan karena mungkin pemilik AP palsu tersebut berhasil mendapatkan SSID dari jaringan wireless tersebut dan menggunakan AP-nya untuk mem-broadcast SSID itu. Sehingga pengguna akan melihat SSID yang sama baik dari AP yang sebenarnya maupun dari AP yang palsu. Jika pengguna tersebut tergabung dalam jaringan AP yang palsu, maka datanya akan dengan mudah dapat dicuri. Lebih parahnya lagi, jika AP ini juga memiliki kemampuan memalsukan alamat MAC dari sebuah AP sebenarnya yang ada di dalam jaringan tersebut. Dengan MAC yang disamakan dengan MAC dari AP sebenarnya, AP palsu akan dikenal sebagai AP yang memang telah diotorisasi didalam jaringan tersebut. Akibatnya AP palsu tersebut dapat juga berasosiasi dengan AP-AP lain dan diperlakukan seperti halnya AP yang sebenarnya. Ini akan sangat berbahaya karena informasi login, otentikasi, dan banyak  lagi dapat diambil oleh pengguna AP palsu ini. Bahkan jika bisa berasosiasi dengan AP lainnya, lebih banyak lagi yang dapat dilakukan.

 
  



 MODEL PENANGANAN
Dengan adanya kelemahan dan celah keamanan seperti diatas, beberapa kegiatan dan aktifitas yang dapat dilakukan untuk mengamankan jaringan wireless antara lain:
1.      Menyembunyikan SSID. Banyak administrator menyembunyikan Services Set Id (SSID) jaringan wireless mereka dengan maksud agar hanya yang mengetahui SSID yang dapat terhubung ke jaringan mereka. Hal  ini  tidaklah  benar,  karena  SSID sebenarnya tidak dapat disembuyikan secara sempurna.  Pada  saat  saat  tertentu  atau khususnya  saat  client    akan  terhubung (assosiate) atau ketika akan memutuskan diri (deauthentication) dari sebuah jaringan wireless, maka client akan tetap mengirimkan SSID dalam bentuk plain text (meskipun menggunakan enkripsi), sehingga jika bermaksud menyadapnya, dapat dengan mudah menemukan informasi tersebut. Beberapa tools yang dapat digunakan untuk mendapatkan SSID yang dihidden antara lain, kismet (kisMAC), ssid_jack (airjack), aircrack, void11 dan masih banyak lagi.

2.      Menggunakan kunci WEP. WEP merupakan standart keamanan & enkripsi pertama yang digunakan pada wireless, WEP memiliki berbagai kelemahan antara lain:

·         Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan.
·         WEP menggunakan kunci yang bersifat statis.
·          Masalah initialization vector (IV) WEP.
·         Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC-32)  WEP terdiri dari dua tingkatan, yakni kunci 64 bit, dan 128 bit. Sebenarnya  kunci rahasia pada kunci WEP 64 bit hanya 40 bit, sedangkan 24 bit merupakan Inisialisasi Vektor (IV). Demikian juga pada kunci WEP 128 bit, kunci rahasia terdiri dari 104 bit. Serangan-serangan pada kelemahan WEP antara lain:
o   Serangan terhadap kelemahan inisialisasi vektor (IV), sering disebut FMS attack. FMS singkatan dari nama ketiga penemu kelemahan IVyakni Fluhrer, Mantin, dan Shamir. Serangan ini dilakukan  dengan cara mengumpulkan IV yang lemah sebanyak-banyaknya. Semakin banyak IV lemah yang diperoleh, semakin cepat ditemukan kunci yang digunakan.
o   Mendapatkan IV  yang unik melalui packet data yang diperoleh untuk diolah untuk proses cracking kunci WEP dengan lebih cepat. Cara ini disebut chopping attack. Teknik ini hanya membutuhkan IV yang unik sehingga mengurangi kebutuhan IV yang lemah dalam melakukan cracking WEP.
o   Kedua serangan diatas membutuhkan waktu dan packet yang cukup, untuk mempersingkat waktu, para hacker biasanya melakukan traffic injection. Traffic Injection yang sering dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan packet ARP kemudian mengirimkan kembali ke access point. Hal ini mengakibatkan pengumpulan initial vektor lebih mudah dan cepat.
Berbeda  dengan  serangan  pertama  dan kedua,  untuk  serangan traffic injection, diperlukan spesifikasi alat dan aplikasi tertentu yang mulai jarang ditemui ditoko- toko, mulai dari chipset, versi firmware, dan versi driver serta tidak jarang harus melakukan patching terhadap driver dan aplikasinya.
3.      Menggunakan kunci WPA-PSK atau WPA2-PSK. WPA merupakan teknologi keamanan sementara yang diciptakan untuk menggantikan kunci WEP.  Ada dua jenis yakni  WPA  personal  (WPA-PSK),   dan WPA-RADIUS. Saatiniyangsudahdapat di crack adalah WPA-PSK, yakni dengan metode brute force attack secara offline. Brute force dengan menggunakan mencoba-coba banyak kata dari suatu kamus. Serangan ini akan berhasil jika pass phrase yang yang digunakan wireless tersebut memang terdapat pada kamus kata yang digunakan si hacker. Untuk mencegah adanya serangan terhadap serangan wireless menggunakan WPA-PSK, gunakanlah pass phrase yang cukup panjang (satu kalimat). Tools yang sangat terkenal digunakan melakukan serangan ini adalah CoWPAtty dan air crack. Tools ini memerlukan daftar kata atau word list, dapat diambil dari http://wordlist.sourceforge.net/.

4.      Memanfaatkan Fasilitas MAC Filtering.
Hampir setiap wireless access point maupun router di fasilitasi dengan keamanan MAC Filtering. Hal ini sebenarnya tidak banyak membantu dalam mengamankan komunikasi wireless, karena MAC address sangat mudah di spoofing atau bahkan dirubah. Tools if config pada OSLinux/Unix atau beragam tools sptnetwork utilitis, regedit, smac, machange pada OS windows dengan mudah digunakan untuk spoofing  atau mengganti MAC address. Masih sering ditemukan wifi diperkantoran dan bahkan ISP (yang biasanya digunakan oleh warnet-warnet) yang hanya menggunakan proteksi MAC Filtering. Dengan menggunakan aplikasi war driving seperti kismet/kisMAC atau air crack tools, dapat diperoleh informasi MAC address tiap client yang sedang terhubung kesebuah Access Point. Setelah mendapatkan informasi tersebut, dapat terhubung  ke Access point dengan mengubah MAC sesuai dengan client tadi. Pada jaringan wireless, duplikasi MAC address tidak mengakibatkan konflik. Hanya membutuhkan IP yang berbeda dengan client yang tadi.
5.      Captive Portal.
Infrastruktur Captive Portal awalnya  didesign untuk keperluan komunitas  yang    memungkinkan  semua orang dapat terhubung (open network). Captive portal sebenarnya merupakan mesin router atau gateway yang memproteksi atau tidak mengizinkan adanya trafik hingga user melakukan registrasi/otentikasi. Berikut cara kerja captive portal:
·         User dengan wireless    client diizinkan untuk terhubung wireless untuk mendapatkan IP address (DHCP)
·         Block semua trafik kecuali yang menuju ke captive portal (Registrasi/Otentikasi berbasis web) yang terletak pada jaringan kabel.
·         Redirect atau belokkan semua trafik web ke captive portal.
·         Setelah user melakukan registrasi atau login, izinkan akses ke jaringan (internet)
Cara-cara diatas lebih lengkapnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Memakai Enkripsi
Enkripsi adalah ukuran security   yang   pertama,   tetapi   banyak wireless   access   points   (WAPs)   tidak menggunakan enkripsi sebagai defaultnya. Meskipun  banyak  WAP  telah  memiliki Wired Equivalent Privacy (WEP) protocol, tetapi secara default tidak diaktifkan.WEP memang mempunyai beberapa lubang di securitynya,  dan  seorang  hacker  yang berpengalaman pasti dapat membukanya, tetapi itu masih tetap lebih baik daripada tidak ada enkripsi sama sekali. Pastikan untuk men-set metode WEP authentication dengan   “shared   key”   daripada   “open system”. Untuk “open system”, dia tidak meng-encrypt data, tetapi hanya melakukan otentifikasi client. Ubah WEP key sesering mungkin, dan pakai 128-bit WEP dibandingkan dengan yang 40-bit.
2.      Gunakan Enkripsi yang  Kuat
Karena kelemahan kelemahan yang ada di WEP, maka dianjurkan untuk menggunakan Wi-Fi Protected Access(WPA) juga.Untuk memakai WPA, WAP harus men-supportnya. Sisi client juga harus dapat men-support WPA tsb.
3.      Ganti  Default  Password  Administrator.
Kebanyakan pabrik menggunakan password administrasi yang sama untuk semua WAP produk mereka. Default password tersebut umumnya sudah diketahui oleh para hacker, yang nantinya dapat menggunakannya untuk merubah setting di WAP. Hal pertama yang harus dilakukan dalam konfigurasi WAP adalah mengganti password default tsb. Gunakan paling tidak 8 karakter, kombinasi antara huruf dan angka, dan tidak menggunakan kata kata yang ada dalam kamus.
4.      MatikanSSID  Broad casting
Service Set Identifier (SSID) adalah nama dari wireless network. Secara default, SSID dari WAP akan di broadcast. Hal ini akan membuat user mudah untuk menemukan network tsb, karena SSID akan muncul dalam daftar available networks yang ada pada wireless client. Jika SSID dimatikan, user harus mengetahui lebih dahulu SSID-nya agar dapat terkoneksi dengan network tsb.
5.      Matikan WAP Saat Tidak Dipakai
Cara yang satu ini kelihatannya sangat simpel, tetapi beberapa perusahaan atau individual melakukannya. Jika mempunyai user yang hanya terkoneksi pada saat saat tertentu saja, tidak ada alasan untuk menjalankan wireless network setiap saat dan menyediakan kesempatan bagi intruder untuk melaksanakan niat jahatnya. Access point dapat dimatikan pada saat tidak dipakai.
6.      Ubah default  SSID
Pabrik menyediakan default SSID. Kegunaan dari mematikan broadcast SSID adalah   untuk mencegah orang lain tahu nama dari network, tetapi jika masih memakai default SSID, tidak akan  sulit  untuk  menerka  SSID  dari network.
7.      Memakai   MAC  Filtering
Kebanyakan WAP (bukan yang murah murah tentunya) akan memperbolehkan memakai filter media access control (MAC). Ini artinya dapat membuat  “white list” dari computer computer yang boleh mengakses wireless network, berdasarkan dari MAC atau alamat fisik yang ada di network  card masing masing pc. Koneksi dari MAC yang tidak ada dalam list akan ditolak. Metode ini tidak selamanya  aman, karena masih mungkin bagi seorang hacker melakukan  sniffing paket  yang transmit  via wireless  network dan mendapatkan MAC address yang valid dari salah satu user, dan kemudian menggunakannya untuk melakukan spoof. Tetapi MAC filtering akan membuat kesulitan seorang intruder yang masih belum jago jago banget.

8.      MengisolasiWireless Network dari LAN.
Untuk memproteksi internal network kabel dari ancaman yang datang dari wireless network, perlu kiranya dibuat wireless DMZ atau perimeter  network yang mengisolasi dari LAN. Artinya  adalah memasang firewall antara wireless network dan LAN. Dan untuk wireless  client  yang membutuhkan akses keinternal network, dia haruslah melakukan otentifikasi dahulu dengan   RAS  server  atau  menggunakan VPN. Hal ini menyediakan extra layer untuk proteksi.
9.      Mengontrol  Signal Wireless.  
802.11b WAP memancarkan gelombang sampai dengan kira kira 300 feet. Tetapi jarak ini dapat ditambahkan dengan cara mengganti antenna dengan yang lebih bagus. Dengan memakai  high gain antena,  bisa mendapatkan jarak yang lebih jauh. Directional antenna akan memancarkan sinyal ke arah tertentu,  dan pancarannya tidak melingkar seperti yang terjadi di antenna omni directional yang biasanya terdapat pada paket WAP setandard. Selain itu, dengan  memilih antena  yang sesuai, dapat mengontrol jarak sinyal dan arahnya untuk melindungi diri dari intruder. Sebagai tambahan, ada beberapa WAP yang bisa di setting kekuatan sinyal dan arahnya melalui config WAP tersebut.
10.  Memancarkan Gelombang pada Frequensi yang Berbeda
Salah satu cara untuk bersembunyi  dari hacker yang biasanya memakai teknologi 802.11b/g yang lebih  populer  adalah  dengan  memakai 802.11a. Karena 802.11a bekerja pada frekwensi yang berbeda (yaitu difrekwensi 5 GHz), NIC yang didesain untuk bekerja pada teknologi  yang populer tidak akan dapat menangkap sinyal tersebut.


JARINGAN


Kata “jaringan komputer” mungkin sudah tidak asing lagi bagi telinga kita, mengingat hampir setiap hari kita melibatkan jaringan komputer dalam pekerjaan kita.

Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling terhubung satu sama lain melalui media transmisi atau media komunikasi sehingga dapat saling berbagi data, aplikasi maupun berbagi perangkat keras komputer.

Istilah jaringan komputer sendiri juga dapat diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang terdiri dari dua komputer atau lebih yang saling terhubung. Tujuan dibangunnya jaringan komputer adalah agar informasi/ data yang dibawa pengirim (transmitter) dapat sampai kepada penerima (receiver) dengan tepat dan akurat.

Pengertian, Manfaat dan Macam-Macam Jaringan Komputer

Jaringan komputer memungkinkan penggunanya dapat melakukan komunikasi satu sama lain dengan mudah. Selain itu, peran jaringan komputer sangat diperlukan untuk mengintegrasi data antar komputer-komputer client sehingga diperolehlah suatu data yang relevan.

Manfaat Jaringan Komputer
Berbicara mengenai manfaat dari jaringan komputer. Terdapat banyak sekali manfaat jaringan komputer, sebagai berikut :
Dengan jaringan komputer, kita bisa mengakses file yang kita miliki sekaligus file orang lain yang telah diseberluaskan melalui suatu jaringan, semisal jaringan internet. 
Melalui jaringan komputer, kita bisa melakukan proses pengiriman data secara cepat dan efisien.
Jaringan komputer membantu seseorang berhubungan dengan orang lain dari berbagai negara dengan mudah. Selain itu, pengguna juga dapat mengirim teks, gambar, audio, maupun video secara real time dengan bantuan jaringan komputer.
Kita dapat mengakses berita atau informasi dengan sangat mudah melalui internet dikarenakan internet merupakan salah satu contoh jaringan komputer.
Misalkan dalam suatu kantor memerlukan printer, kita tidak perlu membeli printer sejumlah dengan komputer yang terdapat pada kantor tersebut. Kita cukup membeli satu printer saja untuk digunakan oleh semua karyawan kantor tersebut dengan bantuan jaringan komputer.


Macam-Macam Jaringan Komputer
Umumnya jaringan komputer di kelompokkan menjadi 5 kategori, yaitu berdasarkan jangkauan geografis, distribusi sumber informasi/ data, media transmisi data, peranan dan hubungan tiap komputer dalam memproses data, dan berdasarkan jenis topologi yang digunakan. Berikut penjabaran lengkapnya :


A. Berdasarkan Jangkauan Geografis

1. LAN

Local Area Network atau yang sering disingkat dengan LAN merupakan jaringan yang hanya mencakup wilayah kecil saja, semisal warnet, kantor, atau sekolah. Umumnya jaringan LAN luas areanya tidak jauh dari 1 km persegi.

Biasanya jaringan LAN menggunakan teknologi IEEE 802.3 Ethernet yang mempunyai kecepatan transfer data sekitar 10, 100, bahkan 1000 MB/s. Selain menggunakan teknologi Ethernet, tak sedikit juga yang menggunakan teknologi nirkabel seperti Wi-fi untuk jaringan LAN.



2. MAN

Metropolitan Area Network atau MAN merupakan jaringan yang mencakup suatu kota dengan dibekali kecepatan transfer data yang tinggi. Bisa dibilang, jaringan MAN merupakan gabungan dari beberapa jaringan LAN.

Jangakauan dari jaringan MAN berkisar 10-50 km. MAN hanya memiliki satu atau dua kabel dan tidak dilengkapi dengan elemen switching yang berfungsi membuat rancangan menjadi lebih simple.

3. WAN
Wide Area Network atau WAN merupakan jaringan yang jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, semisal sebuah negara bahkan benua. WAN umumnya digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih jaringan lokal sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan pengguna lain meskipun berada di lokasi yang berbebeda.


B. Berdasarkan Distribusi Sumber Informasi/ Data

1. Jaringan Terpusat

Yang dimaksud jaringan terpusat adalah jaringan yang terdiri dari komputer client dan komputer server dimana komputer client bertugas sebagai perantara dalam mengakses sumber informasi/ data yang berasal dari komputer server.

2. Jaringan Terdistribusi

Jaringan ini merupakan hasil perpaduan dari beberapa jaringan terpusat sehingga memungkinkan beberapa komputer server dan client yang saling terhubung membentuk suatu sistem jaringan tertentu.


C. Berdasarkan Media Transmisi Data yang Digunakan

1. Jaringan Berkabel (Wired Network)

Media transmisi data yang digunakan dalam jaringan ini berupa kabel. Kabel tersebut digunakan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya agar bisa saling bertukar informasi/ data atau terhubung dengan internet.




2. Jaringan Nirkabel (Wireless Network)

Dalam jaringan ini diperlukan gelombang elektromagnetik sebagai media transmisi datanya. Berbeda dengan jaringan berkabel (wired network), jaringan ini tidak menggunakan kabel untuk  bertukar informasi/ data dengan komputer lain melainkan menggunakan gelombang elektromagnetik untuk mengirimkan sinyal informasi/ data antar komputer satu dengan komputer lainnya.

D. Berdasarkan Peranan dan Hubungan Tiap Komputer dalam Memproses Data

1. Jaringan Client-Server

Jaringan ini terdiri dari satu atau lebih komputer server dan komputer client. Biasanya terdiri dari satu komputer server dan beberapa komputer client. Komputer server bertugas menyediakan sumber daya data, sedangkan komputer client hanya dapat menggunakan sumber daya data tersebut. Baca juga mengenai Tugas dan Tanggung Jawab Admin Server

2. Jaringan Peer to Peer

Dalam jaringan ini, masing-masing komputer, baik itu komputer server maupun komputer client mempunyai kedudukan yang sama. Jadi, komputer server dapat menjadi komputer client, dan sebaliknya komputer client juga dapat menjadi komputer server.


5. Berdasarkan Topologi Jaringan yang Digunakan


Topologi jaringan komputer merupakan bentuk/ struktur jaringan yang menghubungkan komputer satu dengan yang lain. Untuk pembahasan lebih jelas mengenai topologi jaringan, silakan baca : Topologi Jaringan Komputer Lengkap dengan Gambar

LAYANAN TELEMATIKA

Layanan Telematika

• Layanan Telematika dibidang Informasi
Penggunaan teknologi telematika dan aliran informasi harus selalu ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk pemberantasan kemiksinan dan kesenjangan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, teknologi telematika juga harus diarahkan untuk menjembatani kesenjangan politik dan budaya serta meningkatkan keharmonisan di kalangan masyarakat. Wartel dan Warnet memainkan peranan penting dalam masyarakat. Warung Telekomunikasi dan Warung Internet ini secara berkelanjutan memperluas jangkauan pelayanan telepon dan internet, baik di daerah kota maupun desa, bagi pelanggan yang tidak memiliki akses sendiri di tempat tinggal atau di tempat kerjanya. Oleh karena itu langkah-langkah lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan jangkauan dan kandungan informasi pelayanan publik, memperluas pelayanan kesehatan dan pendidikan, mengembangkan sentra-sentra pelayanan masyarakat perkotaan dan pedesaan, serta menyediakan layanan “e-commerce” bagi usaha kecil dan menengah, sangat diperlukan. Dengan demikian akan terbentuk Balai-balai Informasi. Untuk melayani lokasi-lokasi yang tidak terjangkau oleh masyarakat.

• Layanan Telematika dibidang Keamanan
Layanan ini menyediakan fasilitas untuk memantau dan memberikan informasi bila ada sesuatu yang berjalan tidak seharusnya. Layanan ini dapat mengurangi tingkat pencurian dan kejahatan. Seperti contohnya dengan menggunakan Firewall dan juga anti virus yang ada.

•Layanan Context Aware dan Event-Based
Di dalam ilmu komputer menyatakan bahwa perangkat komputer memiliki kepekaan dan dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan informasi dan aturan-aturan tertentu yang tersimpan di dalam perangkat. Gagasan inilah yang diperkenalkan oleh Schilit pada tahun 1994 dengan istilah context-awareness. Context-awareness adalah kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user. Sebagai contoh : ketika seorang user sedang mengadakan rapat, maka context-aware mobile phone yang dimiliki user akan langsung menyimpulkan bahwa user sedang mengadakan rapat dan akan menolak seluruh panggilan telepon yang tidak penting. Dan untuk saat ini, konteks location awareness dan activity recognition yang merupakan bagian dari context-awareness menjadi pembahasan utama di bidang penelitian ilmu komputer.

• Layanan Perbaikan Sumber
Layanan perbaikan sumber yang dimaksud adalah layanan perbaikan dalam sumber daya manusia (SDM). SDM telematika adalah orang yang melakukan aktivitas yang berhubungan dengan telekomunikasi, media, dan informatika sebagai pengelola, pengembang, pendidik, dan pengguna di lingkungan pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat pada umumnya.

Konsep pengembangan sumber daya manusia di bidang telematika ditujukan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan SDM telematika dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan digital, kesenjangan informasi dan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif dan optimal.

ARSITEKTUR KLIEN SERVER

ARSITEKTUR CLIENT SERVER
Di era globalisasi ini, dimana segala sesuatunya itu berjalan dengan cepat, kemajuan teknologi semakin memudahkan manusia untuk berkomunikasi dan saling bertukar informasi. Semua orang di zaman sekarang ini hampir setiap individu sudah memiliki komputer.
Client merupakan sembarang sistem atau proses yang melakukan suatu permintaan data atau layanan ke server sedangkan server ialah, sistem atau proses yang menyediakan data atau layanan yang diminta oleh client. Client-Server adalah pembagian kerja antara server dan client yg mengakses server dalam suatu jaringan. Jadi arsitektur client-server adalah desain sebuah aplikasi terdiri dari client dan server yang saling berkomunikasi ketika mengakses server dalam suatu jaringan.


ARSITEKTUR SISI KLIEN

Ada beberapa karakteristik dari sisi klien pada umunya sudah kita ketahui, yaitu :

1. Pihak klien selalu memulai permintaan/permohonan ke pihak server
2. Setelah mengirim permintaan, kemudian klien akan menunggu balasan atau
jawaban atas permintaannya dari server
3. Menerima balasan dari server atas permintaannya
4. Biasanya klien akan terhubung ke sejumlah kecil dari server pada satu waktu
5. Biasanya berinteraksi langsung dengan end-user (pengguna akhir) dengan
menggunakan user interface (antarmuka pengguna)
6. Khusus jenis klien mencakup web browser, email klien dan online chat klien

ARSITEKTUR SISI SERVER

Sama dengan sisi klien (client side), sisi server (side server) juga memiliki karakteristik seperti di bawah ini :

1. Sebagai penyedia layanan, sisi server akan selalu menunggu permintaan dari
sisi klien
2. Sesuai dengan tugasnya, melayani dan menjawab permintaan data yang
diminta oleh klien
3. Sebuah server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani
permintaan klien
4. Jenis server khusus mencakup web server, FTP server, database server, email
server, file server, print server. Mayoritas dari web layanan tersebut juga merupakan jenis server.

KOLABORASI ARSITEKTUR SISI KLIEN DAN SERVER

Ada beberapa model arsitektur klien-server ini yang umum, yaitu

1. Arsitektur mainframe
2. Arsitektur file-sharing
3. Arsitektur client/server

Arsitektur client server dapat dibedakan menjadi 3 model, yaitu single-tier (satu
lapis), two-tier (dua lapis) dan three-tier (3 lapis).
Berikut penjeLasan dari ketiga modeL arsiTektur cLient server tersebut di atas :

>> Arsitektur Single-tier (Satu Lapis)
Semua komponen produksi dari sistem dijalankan pada komputer yang sama pada arsitektur single tier ini. Model single tier adalah model yang sederhana, mudah digunakan pengguna (user) dan paling sedikit memiliki alternatif. Kelemahan dari arsitektur ini adaLah kurang aman dan kurang memiliki skalabilitas.

>> Arsitektur Two-tier (DUa Lapis)
Pengolahan informasi pada arsitektur ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistem user interface (antarmuka pengguna) lingkungan dan lingkungan server manajemen database. Arsitektur two tier memiliki tingkat kemanan yang lebih tinggi dan terukur daripada arsitektur single-tier. Arsitektur ini memiliki database pada computer yang terpisah dan hal tersebut menyebabkan arsitektur ini dapat meningkatkan kinerja keseluruhan situs.
Arsitektur two- tier memiLiki keLemahan, yaitu biayanya yang mahal, arsitekturnya yang kompleks, tidak adanya pembaruan kode, skalabilitasnya kurang dan tingkat kemanannya kurang.

Di samping itu, kelebihan dari arsitektur two tier adalah mudah digunakan oleh pengguna, dapat menangani database server secara khusus dan bisnis lingkup kecil sangat cocok menggunakan arsitektur ini.

>> Arsitektur Three-tier (tiga Lapis)
Karena arsitektur sebelumnya memiliki cukup banyak kelemahan, maka dikembangkanlah arsitektur three tier ini yang akan membantu mengatasi kelemahan dari arsitektur two-tier. Arsitektur three-tier memiliki 3 lapisan.
Kelebihan dari arsitektur ini adalah memiliki skala yang besar, transfer informasi antara web server dan server database optimal, tidak akan menyebabkan lapisan lain terkontaminasi salah jika salah satu lapisan terdapat keslahan. Dan kekurangannya, arsitektur ini lebih sulit untuk merancang, lebih sulit untuk mengatur dan lebih mahal.
Arsitektur Client Server

Arsitektur jaringan Client Server merupakan model konektivitas pada jaringan yang membedakan fungsi computer sebagai Client dan Server. Arsitektur ini menempatkan sebuah komputer sebagai Server. Nah Server ini yang bertugas memberikan pelayanan kepada terminal-terminal lainnya tang terhubung dalam system jaringan atau yang kita sebut Clientnya. Server juga dapat bertugas untuk memberikan layanan berbagi pakai berkas (file server), printer (printer server), jalur komunikasi (server komunikasi)

Dibagi dalam 2 bagian Arsitektur yaitu :

Arsitektur Client Side
Merujuk pada pelaksanaan data pada browser sisi koneksi HTTP. JavaScript adalah sebuah contoh dari sisi eksekusi client dan contoh dari sisi penyimpanan pada client adalah cookie.

Karakteristik :
- Memulai terlebih dahulu permintaan ke server.
- Menunggu dan menerima balasan.
- Terhubung ke sejumlah kecil server pada waktu tertentu.
- Berinteraksi langsung dengan pengguna akhir, dengan menggunakan GUI.

Arsitektur Server Side
Pada server side, ada sebuah server Web khusus yang bertugas mengeksekusi perintah dengan menggunakan standar metode HTTP. Misalnya penggunaan CGI script pada sisi server yang mempunyai tag khusus yang tertanam di halaman HTML. Tag ini memicu terjadinya perintah untuk mengeksekusi.

Karakteristik :
- Menunggu permintaan dari salah satu client.
- Melayani permintaan klien dan menjawab sesuai data yang diminta oleh client.
- Suatu server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani permintaan client.
- Jenis-jenisnya : web server, FTP server, database server, E-mail server, file server, print server.

Dibawah ini merupakan penjelasan tentang beberapa kolaborasi arsitektur sisi client dan sisi server :

dibagi atas 3 jenis kolaborasi 

1. Arsitektur Single- Tier
Arsitektur Single- Tier adalah semua komponen produksi dari sistem dijalankan pada komputer yang sama. Sederhana dan alternatifnya sangat mahal. Membutuhkan sedikit perlengkapan untuk dibeli dan dipelihara.

2. Arsitektur Two-tier
Pada Arsitektur Two-tier, antarmukanya terdapat pada lingkungan desktop dan sistem manajemen database biasanya ada pada server yang lebih kuat yang menyediakan layanan pada banyak client. Pengolahan informasi dibagi antara lingkungan antarmuka sistem dan lingkungan server manajemen database.

3. Arsitektur Three-tier
Arsitektur Three-Tier diperkenalkan untuk mengatasi kelemahan dari arsitektur two-tier. Di tiga tingkatan arsitektur, sebuah middleware digunakan antara sistem user interface lingkungan client dan server manajemen database lingkungan. Middleware ini diimplementasikan dalam berbagai cara seperti pengolahan transaksi monitor, pesan server atau aplikasi server. Middleware menjalankan fungsi dari antrian, eksekusi aplikasi dan database staging



sumber : http://anggunannisaabdullah.blogspot.com/ dan http://saprida.blogspot.com/2011/09/arsitektur-sisi-klien-client-side-ada.html

TELEMATIKA

Telematika
Apa itu Telematika? Mari kita ketahui apakah itu Telematika.

Telematika adalah singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika. Istilah telematika sering dipakai untuk beberapa macam bidang, sebagai contoh adalah:

a. Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.
[read more]
b. Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology). Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics).

Jadi telematika itu sendiri dapat diartikan sebagai sistem jaringan komunikasi jarak jauh dengan teknologi informasi yang lebih mengacu kepada industri yang berhubungan dengan penggunakan komputer dalam sistem telekomunikasi. Salah satu contoh telematika yaitu internet.
Istilah telematika juga sering dipakai untuk beberapa macam bidang, seperti :
Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.
Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics).
Bidang yang terkait dengan telematika antara lain adalah :

• E-Government
E-goverment merupakan pemanfaatan telematika dalam bidang pemerintahan. Dalam e-goverment telematika lebih kepada membantu dalam konteks pembangunan. Baik negara maju maupun berkembang, telematika digunakan dalam beberapa sektor seperti menurunkan biaya untuk mengakses informasi, berkomunikasi dan melaksanakan berbagai kegiatan transportasi.

• E-Commerce
E-commerce mungkin sangat tak asing ditelinga, e-commers merupakan salah satu pemanfaatan telematika yang paling banyak digunakan, atau bisa disebut sedang hangat-hangat nya. E-commers merupakan bidang perdagangan/ penjualan , seperti jualan online, baik melalui blog, wensite pribadi ataupun melalui jejaring sosial, melalui twitter, facebook, dan lain-lain. Dengan e-commerce pembeli dan penjual tak harus bertemu face to face seperti penjual dan pembeli di pasar, misalnya, dengan begini jarak dan waktu tak lagi menjadi penghalan untuk melakukan suatu transaksi.

• E-Learning
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri).